Lulus Cepat, Soft Skill Rendahan? Neng Nongg…

SKP yang diamini supaya meminimalisir mahasiswa yang sekadar pulang-kuliah-pulang-kuliah, sehingga memiliki soft-skill kuat, sepertinya mengalami pergeseran pemahaman. Betapa tidak, SKP dijadikan sebagai target utama mahasiswa dalam  mengikuti suatu kegiatan. Dengan  kata lain, jika suatu kegiatan yang tidak dibarengi atau berlabelkan SKP, maka mahasiswa sedikit kemungkinan akan mengikuti kegiatan tersebut. Begitupun sebaliknya, jika kegiatan tersebut berlabelkan SKP, tanpa harus berpikir panjang pun, mahasiswa dengan senang hati untuk datang. Namun, untuk “datang” saja.
Dengan paradigma yang sifatnya memaksa seperti itulah, SKP telah menyihir mahasiswa dengan dalih prasyarat mengikuti yudisium, SKP menjadi primadona bagi yang haus nafsu tanpa mempertanggungjawabkan latar belakang kegiatan yang berlabel SKP tersebut. Keaktifan dalam kegiatan atau organisasi sebenarnya dilakukan untuk menambah pengalaman, melatih fisik, serta mematangkan mental mahasiswa, agar nantinya bisa dipraktekkan dalam  masyarakat. Namun, kenyataan yang ada adalah sebaliknya. Malah menimbulkan mental mahasiswa yang bersoft skill rendahan.
Penyebabnya bukan melulu secara langsung dari SKP itu sendiri. Namun, salah mempersepsikan dan memanfaatkan SKP-lah adalah kesalahan terbesar mahasiswa. Dengan kata lain, mahasiswa itu sendiri yang telah menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Salah mempersepsikan tersebut sebenarnya disebabkan karena kurangnya sosialisasi tentang SKP. Selain itu, dengan adanya semester pendek, mahasiswa menjadi semakin “pang kuala” mengikuti organisasi atau kegiatan untuk mendapatkan poin SKP. Memang, jika lulus cepat dengan hard skill dan soft skill yang kuat tidak masalah. Kalau lulus cepat, tapi soft skill rendahan? Siapa yang rugi? 
Sebaiknya, mahasiswa sendiri bisa mensinergiskan pelaksanaan SKP, baik di tingkat universitas, fakultas, dan  himpunan sebagai wadah untuk kaderisasi bersama. Jadikanlah SKP sebagai motivasi dan alat untuk bersosialisasi dengan sesama mahasiswa ataupun lingkungan sekitar. Karena jika kembali pada definisi, SKP merupakan suatu pengakuan dan penilaian terhadap kegiatan yang diikuti mahasiswa dalam pengembangan kegiatan kemahasiswaan. Realisasikanlah definisi tersebut. Selagi masih ada kesempatan, gunakanlah kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Jangan biarkan niat yang semata-mata karena SKP merajahi pikiran. (alit)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cari SKP, kok Cap Cip Cup ?

Soneta XVII-Pablo Neruda [6]

Pasar Mini Sehat Ala Sunday Community Market