Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

En Donde Estas ^^ Agnes Monica feat Christian Chavez

Gambar
Disfrazando con un beso este vacío que se siente Ocultando en el silencio otra mañana indiferente Cada uno caminando en sentido contrario al corazón Te extraño, amor ku pejamkan mataku dan ku rasakan saat itu masih teringat rasa yang kita punya sejak dulu namun ini langkahmu dan ini maumu ‘tuk kamu jauh dariku Que se moría por una mirada Que entre tus brazos solo suspiraba Que le bastaba como una caricia Para curarlo de cualquier herida Que nos faltaba para enamorarnos Convencidos en nos separarnos Tú y yo jurabamos y nos creía Que tanto amor hasta nos sobraría En dónde estás? En dónde estoy? si te quería and the time just passes by and there’s no more words to say we forgot to love each other, this is all we ever have where did you go if i still love you where did you go, where did you go and where i have, and where am i, if i still love you kau dimana, en dónde estás? en dónde estoy? en dónde estoy? if i still love you, en dónde estás?

coffee latte

Gambar
kenapa orang-orang kebanyakan memilih warna hitam dan putih apa karena foto masa lalu selalu hitam dan putih? cangkir itu putih dan kopi itu hitam pahit tanpa gula sepahit itukah masa berlalu? aku tak mau kopi itu !!! malam ini berwarna warni mari kita memilih coklat dan putih, jika foto masa ini adalah berwarna cangkir ini putih dan latte ini coklat muda sudah manis tanpa gula semanis inikah waktu yang di depan? Tentu !!! mari kita nikmati saja kopi latte malam ini. *untuk semua yang sedang minum kopi malam ini

17 ????

# Waktuku kecil hidupku amatlah senang senang dipangku dipangku dipeluknya serta dicium dicium dimanjakan namanya kesayangan # sekarang? sekarang?? udah 17 taun loo... baru kmarin 17an... weheheehe sekarang.... hmmm... nggak pernah dipangku lagii... (???) yaiyalah... badan segede gaban gini... jadi kangen masa kecil.... :( TIDAAAKKKK !!!!! 17 ???? angka yang mengerikan. (y) tapi tapi tapii.... ada bisikan dari orang yang nggak tau datengnya dari mana. (wkwkwkwk) Kurang lebih kayak gini : " Ketakutan hanya penghalang, salah dan benar hanya sebagian kecil dari pengalaman. Yang dibutuhkan adalah usaha yang dilandasi kebenaran. Jangan pernah mengharapkan hasil, karena hasil akan lahir berdasarkan pada usaha ". huuhh !!!!!!! gampang dimengerti, tapi susah diresap.

Puisi Tersedih-Pablo Neruda [7]

Aku dapat menulis puisi tersedih dari segalanya malam ini. Menulis, misalkan: “Malam penuh bintang,  dan bintang-bintang, biru, menggigil di kejauhan.”  Angin malam berpusing di langit dan bernyanyi. Aku dapat menulis puisi tersedih dari segalanya malam ini. Aku mencintainya, dan kadang dia mencintaiku juga.  Pada malam seperti ini, aku peluk dia dalam rengkuhku.  Kucium dia berkali-kali di bawah langit tak terbatas.  Dia mencintaiku, kadang aku mencintainya.  Bagaimana bisa aku tak sangat mencintainya, mata yang tenang? Aku dapat menulis puisi tersedih dari segalanya malam ini. Berpikir aku tak memilikinya. Merasa aku kehilangan dia.  Mendengar keluasan malam, lebih luas tanpa dia. Dan puisi itu jatuh ke jiwa seperti embun ke rumputan.  Apa yang terjadi hingga cintaku tak mampu menjaganya.  Malam penuh bintang dan dia tak bersamaku.  Begitulah. Nun, seseorang bernyanyi. Nun.Jiwaku lenyap tanpanya.  Andai dia dekat, mataku mencarinya.  Hatiku mencarinya dan dia tak bersamaku. Malam yan

Soneta XVII-Pablo Neruda [6]

Aku tak mencintaimu seolah-olah kau adalah serbuk mawar, atau batu topaz, atau panah anyelir yang menyalakan api. Aku mencintaimu seperti sesuatu dalam kegelapan yang harus dicintai, secara rahasia, diantara bayangan dan jiwa. Aku mencintaimu seperti tumbuhan yang tak pernah mekar tetapi membawa dalam dirinya sendiri cahaya dari bunga-bunga yang tersembunyi; Terimakasih untuk cintamu suatu wewangian padat, bermunculan dari dalam tanah, hidup secara gelap di dalam tubuhku. Aku mencintaimu tanpa tahu mengapa, atau kapan, atau darimana Aku mencintaimu lurus, tanpa macam-macam tanpa kebanggaan; Demikianlah aku mencintaimu karena aku tak tahu cara lainnya Beginilah: dimana aku tiada, juga kau, Begitu dekat sehingga tanganmu di dadaku adalah tanganku, Begitu dekat sehingga ketika matamu terpejam akupun jatuh tertidur.

Soneta LXVI-Pablo Neruda [5]

Aku tidak mencintaimu kecuali karena aku mencintaimu; aku pergi dari mencintaimu menjadi tidak mencintaimu, dari menunggu menjadi tidak menunggu dirimu hatiku berjalan dari dingin menjadi berapi. Aku mencintaimu hanya karena kamulah yang aku cinta; aku membencimu tanpa henti, dan membencimu bertekuk kepadamu dan besarnya cintaku yang berubah untukmu adalah bila aku tidak mencintaimu tetapi mencintaimu dengan buta. Mungkin cahaya bulan Januari akan memamah hatiku dengan sinar kejamnya, mencuri kunciku pada ketenangan sejati. Dalam bagian cerita ini hanya akulah yang mati, hanya satu-satunya, dan aku akan mati karena cinta karena aku mencintaimu. karena aku mencintaimu, cintaku, dalam api dan dalam darah.

Soneta XXV-Pablo Neruda [4]

Sebelum aku mencintaimu, cinta, tiada ada yang menjadi milikku: Aku melambai melalui jalan-jalan, di antara benda-benda: tiada ada yang berarti ataupun mempunyai sebuah nama: dunia terbuat dari udara, yang menunggu. Aku mengenal kamar-kamar yang penuh oleh debu, terowongan dimana bulan hidup, gudang-gudang kasar yang menggeram Pergilah, pertanyaan yang memaksa di dalam pasir. Semua adalah kekosongan, mati, bisu, jatuh, terlantar dan membusuk: tidak diragukan asing, semuanya. milik orang lain –tidak pada siapapun: sampai kecantikanmu dan kemiskinanmu dipenuhi oleh musim gugur yang penuh dengan hadiah.

Tiada Selain Kematian-Pablo Neruda [3]

Adalah kuburan yang kesepian, makam yang penuh dengan tulang belulang yang tak berbunyi, hati yang berjalan melalui sebuah terowongan, seperti bangkai kapal kita akan mati memasuki diri kita sendiri, seakan-akan kita tenggelam dalam hati masing-masing seakan-akan kita hidup lepas dari kulit kedalam jiwa. Dan adalah mayat-mayat, kaki yang terbuat dari tanah liat yang dingin dan lengket, kematian ada di dalam tulang-tulang, seperti gonggongan dimana tiada anjing-anjing, keluar dari bel entah di mana, dari makam entah di mana, tumbuh di dalam udara lembab seperti tangisan hujan. Terkadang aku melihat sendiri, peti mayat yang sedang berangkat, dimulai dengan kepucatan kematian, dengan wanita yang memiliki rambut mati, dengan tukang-tukang roti yang seputih malaikat, dan gadis-gadis muda yang termenung menikah dengan notaris publik, peti mati melayari vertikal sungai kematian, sungai berwarna ungu gelap, menyusuri hulu dengan layar-layar yang berisikan suara-suara kematian, berisikan suara

Soneta LXXIII-Pablo Neruda [2]

Mungkin saja kau akan teringat dengan pria bermuka cukur yang keluar dari kegelapan seperti pisau dan – sebelum kita sadar – tahu apa yang ada di situ: dia melihat asap dan api terakhir. Perempuan yang pucat dengan rambut hitam mawar seperti ikan dari jurang, dan keduanya membangun sebuah alat yang aneh. bersenjata sampai dengan gigi, melawan cinta. Laki-laki dan perempuan, mereka menjatuhkan gunung-gunung dan taman-taman, mereka menyusuri sungai, mengukur dinding, mereka menaikkan persenjataan kejamnya pada bukit. Dan cinta mengetahui dipanggil cinta dan sewaktu aku mengangkat mataku pada namamu, tiba-tiba hatimu menunjukkanku jalanku.

Bersandar pada Senja-Pablo Neruda [1]

Sewaktu bersandar pada senja, kutebarkan jala dukaku ke lautan matamu. Di sana, kesepianku membesar dan membakar dalam marak api maha tinggi tangannya menggapai bagai orang lemas. Kukirim isyarat merah ke arah matamu yang hampa yang menampar lembut seperti laut di pantai rumah api. Kau jaga hanya kegelapan, perempuanku yang jauh pantai ketakutan kadang-kadang muncul dari renunganmu. Sewaktu bersandar pada senja, kucampakkan jala dukaku ke laut yang mengocak lautan matamu. Burung-burung malam mematuk pada bintang-bintang pertama yang mengerdip seperti kalbuku ketika menyintaimu. Malam menunggang kuda bayangan sambil menyelerakkan tangkai-tangkai gandum biru di padang-padang. Pablo Neruda (1904-1973), penyair Chile pemenang Hadiah Nobel 1971 Diterjemahkan oleh Wan A. Rafar dari terjemahan Inggeris oleh Mark Eisner sumber :  http://jendeladankemeja.blogspot.com

Jalaluddin Rumi

embusan angin di waktu fajar akan menceritakan rahasia kepadamu janganlah tidur kembali mintalah apa yang sunguh-sungguh kau inginkan janganlah tidur kembali orang-orang pergi dan kembali melalui ambang pintu tempat dua dunia bersinggungan pintu itu terbuka lebar janganlah tidur kembali [Jalaluddin Rumi, abad ketiga belas]

Gelap, Gulita, Buta

Terdiam dalam senja Termangu dalam bayangan jingga Menyaksikan perputaran masa Timbul tenggelam di telan bayangan malam Terduduk dalam lamunan Menerawang melintasi negeri impian Tersesat dalam menempuh angan dan cita'' Berkelana mencari jalan pulang Melanglang buana tak tentu arah dan tujuan Lelah... Tanpa ujung penantian Persimpangan ku telah buntu Tiada jalan memutar Hanya sejumput asa tertiup angin malam Terombang - ambing bagai ranting pohon cemara Perlahan namun pasti Jatuh ke bumi dan hancur tak tersisa Tiada semai asmaraloka Hanya jingga tertelan kepekatan hitam Gelap.. Gulita.. Buta..

5W 1H

WAKTU WAKTU WAKTU WAKTU WAKTU HABIS...

Arsitektur Bali, Upaya Warga Mencipta Ruang Kota yang Nyaman

            Wajah Bali kini berbeda dengan wajah Bali dulu. Ruang Bali dulu, tak sesempit kini. Begitu sesak dengan tumpukan rumah ataupun deretan bangunan tanpa celah. Akhirnya, kawasan yang ramah lingkungan dan hemat energi pun memudar kian waktu. Dampaknya pun tak segan-segan berujung pada perubahan iklim.             P erubahan iklim merupakan ancaman terbesar bagi kita di seluruh dunia. Pulau-pulau kecil seperti Bali akan merasakan dampak terburuknya karena naiknya permukaan air laut. Tak hanya itu. Akibat perubahan iklim, hujan menjadi tak menentu. Ditambah tata ruang  Denpasar yang tak ramah lingkungan, akibat e mpat tahun belakangan ini Denpasar menjadi langganan banjir. Adakah usaha kita untuk menjaga Gumi Bali?             Menjaga gumi Bali dapat memulai dari rumah tangga. Setidaknya mulai dari bangunan atau arsitektur rumah. Menyinggung arsitektur rumah, di Bali dikenal arsitektur tradisional Bali.  Sayangnya, a rsitektur tradisional Bali kini memudar. Padahal jika ditili

hidup baruu ^^

HARI INI ADALAH HIDUP BARU !!! Sebagai orang yang berharga di mata Tuhan, diri sendiri dan orang lain, segala kekhawatiran, keraguan, dan berbagai hal negatif dalam diri saya …  sudah BERLALU. If you want to change the world, you first have to change yourself! -James Redfille-

1000 Topeng - Sherina

Kau perlakukanku seperti seorang ratu Bunga coklat dan puisi Tapi itu hanyalah awal dari sebuah damai Yang terpaksa kusaksikan Bagai tak ada pilihan Kulihat seribu wajahmu Kau bakar telingaku Dengan berbagai suaramu Ref: Akhirnya kusadar Kau seperti ditelan mimpi Hijau merah dan kuningmu Kini mulailah menyata Di bawah sinar Aku dapat melihatmu Bahwa kau hanyalah orang Dengan seribu topeng Kau ganti namamu Secepat kedip mata Rayuanmu yang slalu berbeda Dengan bodohnya kuterima dengan muka yang Oo ... Terpesona Bagai tak ada pilihan Kulihat seribu wajahmu Kau bakar telingaku Dengan berbagai suaramu Back to ref Kau perlakukanku seperti seorang ratu Bunga coklat dan puisi Tapi itu hanyalah awal dari sebuah damai Yang terpaksa .. Wo.. Back to ref [2x]

OPSI 2010

Gambar

Taktik Sang Penabur Iklan

Baliho raksasa tertancap kokoh di pinggir jalan. Saling menjatuhkan produk lain. Seolah tinggal menunggu beberapa baliho raksasa saling silang pedang. Memang, dalam era sekarang hidup akan sepi tanpa iklan. Begitu juga bagi sebuah perusahaan. “Menabur iklan” bagi perusahaan kian penting dan wajib untuk mengisi “brangkasnya”. Karena menabur iklan semakin marak, tak segan-segan perusahaan tertentu mematok biaya yang keluar lebih tinggi dibanding biaya yang masuk. Berjuang menabur iklan lantaran memperkenalkan produk hingga terkenal dan berdaya jual tinggi. Akhirnya, etika bisnis dalam menabur iklan pun harus dipahami betul oleh pihak produsen. Bagaimana tidak? Hal tersebut dilakukan agar masyarakat tidak merasa tertipu oleh kata-kata yang “omong kosong”. Nah, ketika berbicara mengenai etika bisnis dalam menabur iklan, seakan pembicaraan menjadi bersifat abstrak didengar. Kenapa? Karena ada dua hal yang perlu dimengerti mengenai etika bisnis, yaitu pe