bodoh.bodoh.bodoh

     Entah kenapa masalah itu terus menghampiri tanpa lelah dan kasihan melihat diriku yang tak berdaya ini. Kuhempaskan tubuh ku di atas kasur dan di dalam kamar yang gelap gulita. Sengaja ku tak menghidupi lampu karena ku butuh ketenangan dalam kegelapan. Aku terus meratapi masalah ku dalam kegelapan berharap secercah sinar kan ku raih. Tapi itu semua nihil dan tak pernah bisa ku raih. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan aku tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Setiap malam yang ku lalui, ku hanya bisa meratapi masalah yang hanya itu-itu saja dalam hidup ku. Tapi airmata tak pernah bosan untuk menitikkan airnya dan masalah itu selalu tertawa ketika ku menyerah darinya. 
     ”Aku bosan Tuhan, Engkau hanya memberiku masalah yang itu-itu saja seumur hidupku.. aku bosan.. aku ingin lari dari semua ini..!!!” teriakku sambil mengutuki masalah yang diberi sang Pencipta. Aku tidak peduli lagi dengan kataku apa itu baik atau tidak. Aku tidak peduli, aku hanya ingin berkata apa yang kurasakan. Aku juga tidak butuh cap-cap salah untukku. Aku hanya ingin masalah ini hilang!! Aku malu dengan kebodohanku. Aku maluuu!!! Jujur, aku iri dengan kakak-kakakku yang pintar, bahkan cerdas. Aku bingung, kenapa syaraf-syaraf otakku bekerja begitu lamban?!! Berbeda dengan kakak-kakakku. Berbeda dengan teman-temanku. Sebuah ejekan yang nyata kalau teman-temanku memanggilku si “o’on”. Memang, aku menyadari ke’o’onanku ini... 
     Setiap kali aku bercerita tentang kakak-kakakku, selalu saja, “Buih... kakak-kakakkmu hebat, tapi kok beda sama adikanya”. Selalu. Bahkan kalimat itu tak pernah absen. Aku bosan dengan kebodohanku. Aku selalu berpikir, apa ada hubungannya dengan anak terakhir? Sehingga semua makanan sel-sel otak yang ketika ibuku mengandung, aku hanya mendapatkannya sedikit. 
     Aku juga menyesal ketika balita aku tak suka meminum ASI. Ibuku bilang aku selalu menangis kalau diberi ASI. Memang sepertinya penyebab yang konyol. Huhh! Aku berharap masalah itu lenyap dan tak kan menghampiriku lagi. Lelah telah menyelimutiku dan airmata pun telah berhenti meskipun secercah sinar tak dapat ku raih. Hanya satu yang ingin ku mimpikan malam ini. Aku ingin tersenyum, ingin tersenyum dan besok masalahku kan hilang…!! (alt)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cari SKP, kok Cap Cip Cup ?

Soneta XVII-Pablo Neruda [6]

Fenomena Sampah di Negeri Spiritual