Adalah kuburan yang kesepian, makam yang penuh dengan tulang belulang yang tak berbunyi, hati yang berjalan melalui sebuah terowongan, seperti bangkai kapal kita akan mati memasuki diri kita sendiri, seakan-akan kita tenggelam dalam hati masing-masing seakan-akan kita hidup lepas dari kulit kedalam jiwa. Dan adalah mayat-mayat, kaki yang terbuat dari tanah liat yang dingin dan lengket, kematian ada di dalam tulang-tulang, seperti gonggongan dimana tiada anjing-anjing, keluar dari bel entah di mana, dari makam entah di mana, tumbuh di dalam udara lembab seperti tangisan hujan. Terkadang aku melihat sendiri, peti mayat yang sedang berangkat, dimulai dengan kepucatan kematian, dengan wanita yang memiliki rambut mati, dengan tukang-tukang roti yang seputih malaikat, dan gadis-gadis muda yang termenung menikah dengan notaris publik, peti mati melayari vertikal sungai kematian, sungai berwarna ungu gelap, menyusuri hulu dengan layar-layar yang berisikan suara-suara kematian, berisikan suara ...
Komentar